Translate

Sabtu, 04 Oktober 2014

Desa Salaman Kecamatan Kintap, Dahulu Hingga Kini


Banjir di Desa Salaman


Desa Salaman terbentang dari km 12 sampai km 25. Desa yang berlindung di balik pegunungan ini merupakan desa yang terisolir karena sulitnya akses jalan menuju ke sana. Berikut adalah sedikit cerita mengenai Desa Salaman.

Sejarah Desa Salaman

Menurut keterangan Samsuni, salah satu pendiri Desa Salaman, bahwa pemilihan nama "salaman" bukan tanpa alasan. Para pendatang maupun penduduk setempat seringkali mengalami perselisihan yang berujung pada perkelahian. Keadaan seperti inilah yang mendorong para tokoh masyarakat untuk memilih nama yang tepat bagi sebuah desa yang akan mereka bentuk. Dengan dipilihnya nama "salaman", mereka berharap agar setiap perselisihan di antara warganya dapat diselesaikan secara damai.

Desa Salaman terbentuk pada tahun 1983, hasil dari pemekaran Desa Riam Adungan yang bernaung di Kecamatan Kintap kabupaten Tanah Laut. Pada tahun tersebut, mata pencaharian masyarakat sebagian besar masih mencari rotan, berburu, menebang kayu, dan bercocok tanam dengan sistem ladang berpindah. Masyarakat menebang pohon masih menggunakan kapak.

Seiring meningkatnya kesejahteraan warga, penebangan pohon menggunakan kapak mulai ditinggalkan, diganti dengan mesin. Bahkan pekerjaan mencari rotan di hutan tidak seramai tahun 1983, karena masyarakat lebih tertarik untuk menambang batu bara secara manual.

Banyaknya pendatang yang mencari nafkah di Desa Salaman ternyata membawa berkah tersendiri, yaitu dibangunnya sekolah dasar dan didirikannya langgar At-Taqwa. Bahkan pemerintah juga membangun balai desa di km 20.

Batas-Batas Desa Salaman

Adapun batas batas Desa Salaman adalah: 
  • Utara berbatasan dengan Desa Riam Adungan.
  • Selatan berbatasan dengan Kecamatan Asam- Asam.
  • Barat berbatasan dengan Kecamatan Jorong dan Pegunungan Meratus.
  • Timur berbatasan dengan Desa Kuranji dan Kintapura.

SDN Salaman


Di km 14 dibangun SD swasta oleh PT Hutan Kintap. Pada perkembangan selanjutnya, SD Hutan Kintap diganti menjadi SDN Salaman (km 20), sedangkan SD Swasta Hutan Kintap menjadi SDN Salaman (km 14) yang masih berinduk di SDN Salaman km 20.

Pada awal berdirinya, SDN Salaman terletak di tepi sungai, karena memang pada saat itu sungai merupakan sarana transportasi utama masyarakat Desa Salaman pada masa itu. Setelah PT Hutan Kintap membangun jalan desa yang cukup lebar, maka transportasi sungai mulai ditinggalkan, bahkan rumah-rumah yang berada di sekitar sungai mulai dipindah oleh pemiliknya agar lebih dekat dengan jalan desa. Pemindahan rumah-rumah warga menyebabkan lingkungan di sekolah menjadi sepi dan tidak lagi strategis, sehingga pada tahun 2000 SDN Salaman (induk) dipindahkan dari dekat sungai ke daerah yang dekat dengan jalan desa, tepatnya di seberang Masjid Al-Hidayah.

SDN Salaman di km 20 dan km 14 memiliki kepala sekolah yang sama, karena SDN Salaman km 14 masih berstatus filial. Tetapi pada pertengahan tahun 2014, kedua sekolah tersebut resmi berpisah, sehingga SDN Salaman induk (km 20) menjadi SDN Salaman 1, sedangkan SDN Salaman filial (km 14) menjadi SDN Salaman 2.

Selain SDN Salaman, ada juga sekolah lain, yaitu SMPN 5 Kintap yang dibangun pada tahun 2008. Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini berasal dari Desa Salaman, Riam Adungan, dan Sungai Karuh. Sebagian besar dari para siswa tersebut pergi ke sekolah menggunakan sepeda motor. Selain itu ada juga yang menggunakan sepeda, mobil, angkutan perusahaan, maupun berjalan kaki. Pada tahun 2010 ada bis sekolah yang diberikan oleh PT Amanah, tetapi karena medan yang berat dan pengelolaan yang kurang baik, sehingga bis ini sekarang tidak dapat beroperasi lagi. Hal tersebut menyebabkan banyak siswa yang harus mencari tumpangan mobil maupun sepeda motor yang melintas.

Nama-Nama Kepala SDN Salaman

  1. Saiful;
  2. Ramlan (1986-2007);
  3. Pjs Prasetyo Wahyu Nugroho (2007-2008); dan
  4. H. Bunyamin Sugianta (2008-2014).

Perkembangan Desa Salaman



Lebih dari tiga puluh tahun penduduk Desa Salaman hidup dalam kegelapan, tanpa penerangan listrik. Hal tersebut merupakan hal yang memprihatinkan, karena setiap hari mobil-mobil pengangkut batu bara lalu-lalang melintasi desa tersebut, sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Asam-Asam hanya berjarak sekitar 20 km dari desa tersebut.

Warga Salaman pernah menerima bantuan berupa sel surya, yaitu alat penangkap panas matahari yang selanjutnya akan disimpan ke dalam aki. Tetapi banyak warga yang tidak mendapatkan sel surya karena jumlah yang disediakan memang terbatas. Pada tahun 2010 warga mengajukan proposal kepada PNPM Mandiri. Proposal tersebut mendapat respon positif, yaitu dengan digelontorkannya dana lebih dari Rp 100.000.000,00 yang oleh warga digunakan untuk membeli mesin diesel dan kabel yang selanjutnya dapat menerangi rumah warga dari pukul 18.00 hingga pukul 00.00 tengah malam. 

Berita gembira bagi warga Desa Salaman, yaitu masuknya penerangan listrik PLN pada bulan November 2012. Bukan itu saja, pada bulan Mei 2014 pemancar sinyal (BTS) Telkomsel di km 20 resmi beroperasi. Walaupun kualitas sinyal yang di berikan hanya edge, tetapi hal tersebut sudah  sangat membantu komunikasi warga.

Kepala Desa Salaman

  1. Bustani, sebagai Pjs kepala Desa Salaman tahun 1983-1995;
  2. Irfani, sebagai kepala Desa Salaman terpilih untuk Periode 1995-2000;
  3. Irfani, sebagai kepala Desa Salaman terpilih tahun Periode 2000, tetapi kemudian lengser pada tahun 2002;
  4. H. Said Ideris sebagai kepala desa terpilih tahun periode 2002-2007;
  5. H. Said Ideris sebagai kepala desa terpilih tahun periode 2007-2012;
  6. Sahrudin Sebagai Kepala Desa Terpilih Tahun Periode 2012-2017.

Perusahaan di Desa Salaman

  1. PT Hutan Kintap, perusahaan plywood milik Korea, berakhir pada tahun 1997.
  2. PT Napatani (milik pengusaha China), dari tahun 1997 sampai tahun 1998.
  3. PT Bokormas Wahana Makmur (perusahaan batu bara), berakhir pada tahun 2012.
  4. PT Amanah (perusahaan batu bara), berakkhir padda tahun 2013.
Selain perusahaan-perusahaan tersebut di atas, sebenarnya masih banyak perusahaan lain yang pernah maupun masih beroperasi di Salaman, misalnya perusahaan tambang batu bara PT Arutmin, PT Malindo, perkebunan PT Smart, PT Indoraya, dan  PT HRB (Hutan Rindang Banua).
Artikel ini masih mempunyai banyak kekurangan, bahkan mungkin kekeliruan. Kami mengharap masukan berupa saran maupun informasi dari anda. 
 
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Sahabat Dunia Maya

Bergabung Bersama Kami

- Copyright © PendidikanDasar.net -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -