Astaghfirullahaladzim. Perbuatan 14
siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten
Tanahdatar, membuat gempar masyarakat luhak nan tuo. Betapa tidak, sepuluh bocah laki-laki dan empat perempuan bermain alek-alek layaknya pasangan suami istri di dunia nyata.
Permainan alek-alek bocah ingusan itu baru terungkap pada Jumat (28/10). Secara tak sengaja, guru mengaji mereka mendengar omongan anak-anak tersebut. Karena shock, sang guru mengaji itu langsung melapor kepada wali jorong dan kepala sekolah.
Dalam waktu singkat kasus main
“alek-alek” itu menyebarluas. Selasa (1/11), kepala SDN belasan murid
tersebut, NH langsung melakukan pertemuan dengan Kepala UPT Dinas
Pendidikan Tanahdatar, Lutfi, Kapolsek Lintu Buo Yonefaeri, wali murid.
”Anak-anak kita melakukan perbuatan yang
seharusnya tak boleh dilakukan oleh anak seusia mereka. Semuanya itu
dilakukan di luar jam sekolah dan di luar lingkungan sekolah,” ungkap
kepala SDN, NH kepada wartawan kemarin.
Dijelaskan NH, awalnya anak-anak hanya
bermain “alek-alek”—permainan anak kecil yang melakoni peran sebagai
papa dan mama. Permainan itu lengkap dengan boneka mainan. Akan tetapi,
entah bagaimana akhirnya permainan alek-alek itu malah berujung dengan
perbuatan suami istri sebenarnya.
“Mendengar cerita salah seorang murid itu, saya sangat kaget dan shock,” kata NH.
Seluruh orang tua murid langsung dipanggil pihak sekolah. Orang tua murid yang mengetahui anaknya bermain “papa dan mama” itu, pun ikut kaget.
Seluruh orang tua murid langsung dipanggil pihak sekolah. Orang tua murid yang mengetahui anaknya bermain “papa dan mama” itu, pun ikut kaget.
Sementara itu, Kepala UPT Dinas
Pendidikan Tanahdatar Lutfi menerangkan, sebanyak 14 murid SD masih
berusia antara 8 tahun hingga 12 tahun. Lutfi tidak mau menyebut
nama-nama anak didiknya tersebut.
Bahkan, salah seorang murid baru berusia
7 tahun dan telah berulang kali melakukannya. Demikan juga dengan tiga
murid lainnya, juga telah berulangkali melakukannya dengan interval
waktu berbeda.
Kapolres Tanahdatar AKBP Irfa Asrul
Hanafi melalui Kapolsek Iptu Yonefaeria, yang ikut hadir dalam rapat
sekolah bersama sekolah, orang tua, niniak mamak, alim ulama,
membenarkan peristiwa yang mencoreng dunia pendidikan di Tanahdatar.
”Kasus yang melibatkan belasan murid SD
ini masih didalami, dan akan diproses di Unit PPA Polres Tanahdatar,”
kata Iptu Yonfeaeria.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tanahdatar Syukri Iska ikut terkejut dengan kasus yang dilakukan anak-anak SD di salah satu kecamatan di Tanahdatar.
Seharusnya, peristiwa tersebut tak terjadi.
Ia menilai, perlu diberikan pendidikan
seks kepada anak-anak, agar mereka lebih mengetahui bahaya apabila
melakukan hal terlarang tersebut. Di sisi lain, kurangnya perhatian
orang tua terhadap anak-anak mereka dalam hal pendidikan agama, menjadi
penyebab lepas kontrolnya perbuatan anak-anak tersebut.
”Bahkan ada orang tua yang tidak shalat.
Itu bisa dicontoh oleh anak-anak. Dan, ada pula orang tua yang tidak
memberikan contoh yang tidak baik untuk anaknya,” ungkap Syukri Iska. Untuk itu, Syukri mengimbau pemerintah daerah agar membuat regulasi yang
ketat terhadap larangan bagi siswa-siswi dalam menggunakan internet.
Terpisah, Kabid TK/SD Dinas Pendidikan
Tanahdatar In Hendri Abbas, mengaku belum mengetahui sejauh mana
perbuatan siswa-siswi yang bermain “alek-alek”. ”Saya baru menerima informasi ini dan bahkan saya baru menuju sekolah tersebut, untuk mencari tau apa yang sedang terjadi
Sumber:
http://posmetropadang.co.id/heboh-14-murid-sd-di-tanahdatar-main-mama-papa-beneran/
http://sumut.pojoksatu.id/2016/11/02/main-papa-mama-bocah-sd-berhubungan-suami-istri-betulan/
Gambar:
http://lombokinfo.com/index.php/2016/05/12/polres-lombok-barat-tangkap-pelaku-pencabulan-anak-dibawah-umur/
Sumber:
http://posmetropadang.co.id/heboh-14-murid-sd-di-tanahdatar-main-mama-papa-beneran/
http://sumut.pojoksatu.id/2016/11/02/main-papa-mama-bocah-sd-berhubungan-suami-istri-betulan/
Gambar:
http://lombokinfo.com/index.php/2016/05/12/polres-lombok-barat-tangkap-pelaku-pencabulan-anak-dibawah-umur/
Tidak ada komentar: