Translate

Kamis, 14 Juli 2016

Inilah Alasan Pelarangan MOS, Bagaimana Pendapat Anda?



Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Anies Baswedan secara resmi melarang pelaksanaan Masa Orientasi Sekolah (MOS) oleh kalangan siswa atau pelajar.

"Meski pelaksananya anggota OSIS, akan tetap kami larang. Mulai tahun ini (pengenalan sekolah) harus dilakukan oleh guru atau pengajar," kata Anies seperti dilansir Antara.

Pelarangan MOS oleh siswa diterapkan mengingat rawannya aksi pelonco atau bullying, bahkan kekerasan yang dilakukan senior terhadap adik kelasnya yang baru masuk sekolah, pada kegiatan itu.


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menganggap perpeloncoan di Masa Orientasi Sekolah (MOS) atau Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru (PLSBSB) merupakan sisa dari kolonialisme. Untuk itu, dia menyerukan seluruh pihak sekolah agar bisa menghindari praktik berbau kekerasan ini.

“Itu sisa-sisa kolanialisme sedangkan kita sudah jadi bangsa yang merdeka. Hargai kemerdekaan dengan menghargai kemerdekaan orang,” ungkap Anies saat berkunjung ke Mahaka Media, Gen FM-Jak FM di Jakarta, Rabu (13/7).


Keputusan tersebut diambil karena banyaknya laporan kekerasan, baik psikis maupun fisik, yang dialami murid baru saat memasuki tahun pertama sekolah. Beberapa kali kasus kekerasan saat MOS bahkan berakibat fatal, yakni kematian siswa. 

"Ini tidak bisa lagi dibiarkan karena tidak ada orang tua yang ingin mengantar anaknya ke sekolah dalam kondisi bahagia, tetapi menjemputnya dengan kondisi yang menyedihkan," kata Anies.
 
Pasca-ditiadakannya MOS, konsep baru yang mesti dipegang kini ialah guru menjadi pelaksana pengenalan lingkungan sekolah.

"Tidak ada lagi MOS yang dilakukan oleh senior. Orientasi sekolah hanya dilakukan oleh guru pada jam-jam belajar, serta di dalam lingkungan sekolah,” kata Anies.

Pun meski dilakukan oleh guru, Anies menekankan bahwa kegiatan pengenalan sekolah harus bersifat edukatif dan menyenangkan.

"Siswa pun harus pakai seragam seperti belajar sehari-hari. Tidak perlu pakai aksesoris aneh-aneh. Harus pakai atribut sekolah," kata Anies. Menurut Anies, MOS atau PLSBSB bertujuan untuk mengenalkan sekolah. Dengan kata lain, penanggung jawab kegiatan bukan senior tapi guru dan kepala sekolah. Kegiatannya pun hanya berkutat pada hal pendidikan di sekolah, seperti fasilitas, sarana dan prasarana.

“Termasuk mengenal teknik belajar di sekolah, guru, kegiatan ekstrakurikuler, kamar mandi dan parkirannya dimana, kendaraan umum yang tersedia apa saja. Jadi benar-benar berhubungan dengan kegiatan belajar,” terang dia.
 
 
 
Sumber:
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160712000431-20-144201/menteri-anies-resmi-larang-pelaksanaan-mos-oleh-siswa/
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/16/07/13/oa8ysz368-perpeloncoan-di-mos-itu-sisa-kolonialisme 
http://www.antaranews.com/

Image:
http://cdnimage.terbitsport.com/image.php?width=480&image=http://cdnimage.terbitsport.com/imagebank/gallery/large/20160712_011524_harianterbit_MOS.jpg
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Sahabat Dunia Maya

Bergabung Bersama Kami

- Copyright © PendidikanDasar.net -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -