Translate

Sabtu, 21 Maret 2015

Asal Nama Kota Pelaihari

Gerbang Selamat Datang Pelaihari


Menurut sejarah Kalimantan Selatan, Kota Pelaihari mengalami perkembangan dengan pesat setelah kedatangan Bangsa Belanda dan penduduk Kota Banjar.

Proses terbentuknya Kota Pelaihari dimulai ketika Belanda mulai mengadakan pemekaran daerah kekuasaanya. Dari Banjarmasin melalui Martapura, Belanda membuat jalan raya dari Hului Sungai sampai Muara Uya, yang dimaksudkan untuk mengamankan kegiatan militernya dan memudahkan pengontrolan terhadap penduduk. Belanda membuat kebijakan semua desa yang terletak jauh dari jalan besar dibongkar dan dipindahkan letaknya di tepi jalan besar, sehingga muncullah jenis desa baru yang rumah-rumahnya berbaris berhadapan di sepanjang jalan bukan bertebaran seperti sebelumnya. Pada setiap simpangan sungai yang strategis Belanda membuat benteng-benteng pengawasan wilayah, sehingga terbentuklah kota-kota baru, seperti Binuang, Rantau, Kandangan, Barabai, Tanjung, Pelaihari, dan sebagainya.

Setelah Pemerintah Belanda memproklamasikan penghapusan Kerajaan Banjar pada tanggal 11 Juni 1860, dapatlah diperkirakan bahwa berdirinya Kota Pelaihari setelah tahun 1860 (Pelaihari menjadi pusat pemerintahan pada tahun 1892).

Mengenai asal-usul nama Pelaihari ada beberapa macam informasi, antara lain: Bapak Achmad Sjakrani, salah seorang tokoh daerah Tanah Laut, mengatakan bahwa nama Pelaihari berasal dari kata "pelari", yang maksudnya tempat pelarian pahlawan-pahlawan Banjar dalam menentang Belanda. Namun beliau tidak dapat menjelaskan siapa yang memberikan nama demikian.

Sedangkan berdasarkan sumber lainnya, yakni Arthum Artha seorang sejarawan dan wartawan di Kalimantan Selatan menyatakan dalam bukunya "Gelanggang Tanah Laut", bahwa nama Pelaihari berasal dari nama seorang yang mula-mula membuka Perkebunan Lada, Mulocco (Malocco) yang kemudian menjadi Maluka, yaitu Master Here.

Pada Zaman penjajahan Inggris, yang menjalankan kekuasaan ialah Alexander Hare. Ia menunjuk salah seorang keluarganya yaitu Master Hare (Mr. Pley Hare) untuk membuka perkebunan lada di Tanah Laut. Menurut Arthum, nama Pley Hare ini sering diucapkan oleh orang-orang di Tanah Laut dengan sebutan Pelaihari, seperti padda umumnya penyebutan nama-nama orang asing lainnya dan Mulocco menjadi Maluka.

Pada zaman Belanda, kantor pos menulis "Pelaihari" dan dan beberapa instansi menulis "Pleihari". Pada zaman bupati pertama Abdullah Sjahril, penulisan nama kota ini diseragamkan menjadi seperti yang kita ketahui sekarang ini, yaitu "Pelaihari". Sampai saat ini , Pelaihari cukup dikenal di tingkat nasional. Yang membuat nama Pelaihari cukup terkenal adalah karena hewan ternaknya, belacan, nangka, dan satwa langka kijang kuning keemasan (Cervulus Pelaiharicus).

"Semoga bermanfaat dan menginspirasi!"

Sumber:

  1. Buku Biografi H. Adriansyah, TetapTegar Diterjang Badai Mengemban Misi untuk Tanah Laut Sejahtera 
  2. http://www.tanahlautkab.go.id/index.php/profildaerah/asal 
  3. image : https://vetechno.files.wordpress.com/2013/07/plaihari.jpg


Artikel Terkait

2 komentar:

Sahabat Dunia Maya

Bergabung Bersama Kami

- Copyright © PendidikanDasar.net -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -