Rabu, 22 April 2015

Legenda Gunung Batu Bangkai (Kalimantan Selatan)


Legenda agunung Batu Bangkai
eginilah Asal Usul Gunung Batu Bangkai, Konon di zaman dahulu, di suatu tempat, di provinsi Kalimantan Selatan, hiduplah seorang anak bernama Andung Kuswara bersama sama dengan janda tua. Andung Kuswara pintar dalam bidang pengobatan, Ilmu pengobatan yang ia peroleh tersebut berasal dari abahnya, tetapi abahnya sudah lama meninggal. Suatu hari, Andung pergi ke hutan seorang diri, untuk mencari bahan – bahan pengobatan yang ia perlukan. Tetapi Di tengah perjalanan, ia melihat seorang kakek yang terluka karena terjepit pohon. Andung menolongnya dan memberikan pengobatan kepada kakek tersebut, sebagai ucapan terima kasih kakek itu memberikan kalung kepada Andu. Andu menerimanya dengan senang hati. Hari demi hari pun berlalu dan kehidupan terus berjalan. Di tengah hari yang terik, Andung merenung dan berfikir untuk mencari kehidupan yang lebih baik, ia tidak ingin diam saja hidup miskin begini terus. Terlintas di benaknya untuk pergi merantau. Karena keinginannya yang sudah kuat itu, akhirnya ia meminta ijin kepada umanya untuk pergi merantau. Umanya tidak menahannya, karena melihat keinginan Undang yang begitu besar. Bebarapa waktu kemudian pergilah Andung dan tinggallah Uma Andung sendirian di tengah hutan belantara. Berbulan-bulan sudah Andung meninggalkan umanya. Andung berjalan melewati banyak negeri dan perdesaan. Ilmu pengobatan yang ia punya, ia gunakan untuk mencari nafkah dan monolong orang. Suatu hari Andung sedang memasuki negeri yang bernama Basiang. Tetapi di negeri Basiang sedang terkena wabah penyakit kulit. Andung pun mencoba mengobati penyakit salah seorang yang terkena penyakit kulit tersebut, ternyata setelah beberapa hari, orang itu sembuh. Kejadian itu membuat orang – orang di sekitar sana berbondong – bondong mencari Andung. Hingga Berita perihal kepandaian Andung dalam mengobati pun menyebar ke seluruh negeri dan sampai ke telinga Raja. Lalu mengundang Andung untuk mengobati putri Istana. Ketika sampai di Istana, Andung sangat takjub melihat keindahan bangunan istana. Ia berjalan sambil mengamati setiap sudut istana, ukiran dan taman yang sangat indah ada disana. Sesampainya di ruangan Raja Andung di sambut dengan baik, Raja berharap sangat banyak terhadap Andung, dia sangat berharap putrinya dapat segera sembuh. Setelah berbincang – bincang cukup lama Adung di perintahkan menemui putri. Sesampainya di ruangan Sang Putri, Andung pun dipersilakan masuk ke kamar Putri. Putri tergolek kaku di atas tempat tidurnya, wajah pucat dan tidak berdaya di lihatnya dari ekspresi wajahnya. Sesaat kemudian, Andung pun mengeluarkan seluruh kemampuannya tetapi tiada hasil. Perasaan panik mulai tampak dari muka Andung. Setelah beberapa hari berusaha mengobati Sang Putri, Andung mulai merasa lega karena keadaan putri mulai membaik. Seluruh penghuni istana juga ikut bahagia melihat mendengar berita tentang Sang Putri. Paduka Raja sangat berterima kasih atas perbuatan baik yang dilakukan Andung. Karena rasa terima kasihnya, Raja menikahkan putri dengan Andung. Pernikahan berlangsung dengan meriah dan bahagia, tawa dan canda di sana. Setelah hari berganti hari, Istri Andung pun hamil. Dan Sang Putri mengidam buah kasturi yang hanya tumbuh di Pulau Kalimantan. Karena cintanya kepada sang Putri begitu besar, Andung pun mengajak beberapa hulubalang dan prajurit untuk ikut bersamanya mencari buah kasturi ke Pulau Kalimantan. Setibanya di Pulau Kalimantan, Andung berangkat ke daerah Loksado untuk mencari sebatang pohon kasturi yang dikabarkan sedang berbuah di sana. Tetapi betapa terkejutnya Andung, karena pohon kasturi itu berada tepat di depan rumahnya. Andung segera mengambil buah itu dan mengajak hulubalangnya segera kembali, karena Ia tidak ingin bertemu umanya. Ketika Andung menoleh Ia tersentak karena dia bertemu umanya. Seketika itu juga Andung berkata dan membentak kepada umanya “Hai nenek tua! Aku adalah raja keturunan bangsawan, pergilah dari sini jangan menggangu perjalanan kami” Asal Usul Gunung Bangkai Hancur luluh hati sang Uma dibentak dan dicaci maki, karena ia tahu pemuda tadi adalah anak kandungnya. Kalung yang dikenakannya, juga merupakan salah satu buktinya. Nenek tua itu berdoa kepada Tuhan, jika seandainya benar Dia adalah anakku, hukumlah dia. Tak lama setelah itu, Langit menjadi gelap gulita. Angin bertiup keras, suasana di sana berubah menjadi seram. Tiba-tiba kilat menyambar dan seketika itu juga Andung berubah menjadi batu berbentuk bangkai manusia. Andung tidak sempat lagi menyesali perbuatannya kepada umanya. Di dearah sana terdapat Gunung batu yang mirip bangkai manusia Penduduk di sekitar tempat kejadian tersebut, menamai gunung tempat peristiwa itu terjadi dengan sebutan Gunung Batu Bangkai. Gunung Batu Bangkai ini dapat dijumpai di Kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Di dearah sana terdapat Gunung batu yang mirip bangkai manusia Penduduk di sekitar tempat kejadian tersebut, menamai gunung tempat peristiwa itu terjadi dengan sebutan Gunung Batu Bangkai. Gunung Batu Bangkai ini dapat dijumpai di Kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Beginilah Asal Usul Gunung Batu Bangkai, Konon di zaman dahulu, di suatu tempat, di provinsi Kalimantan Selatan, hiduplah seorang anak bernama Andung Kuswara bersama sama dengan janda tua. Andung Kuswara pintar dalam bidang pengobatan, Ilmu pengobatan yang ia peroleh tersebut berasal dari abahnya, tetapi abahnya sudah lama meninggal. Suatu hari, Andung pergi ke hutan seorang diri, untuk mencari bahan – bahan pengobatan yang ia perlukan. Tetapi Di tengah perjalanan, ia melihat seorang kakek yang terluka karena terjepit pohon. Andung menolongnya dan memberikan pengobatan kepada kakek tersebut, sebagai ucapan terima kasih kakek itu memberikan kalung kepada Andu. Andu menerimanya dengan senang hati. Hari demi hari pun berlalu dan kehidupan terus berjalan. Di tengah hari yang terik, Andung merenung dan berfikir untuk mencari kehidupan yang lebih baik, ia tidak ingin diam saja hidup miskin begini terus. Terlintas di benaknya untuk pergi merantau. Karena keinginannya yang sudah kuat itu, akhirnya ia meminta ijin kepada umanya untuk pergi merantau. Umanya tidak menahannya, karena melihat keinginan Undang yang begitu besar. Bebarapa waktu kemudian pergilah Andung dan tinggallah Uma Andung sendirian di tengah hutan belantara. Berbulan-bulan sudah Andung meninggalkan umanya. Andung berjalan melewati banyak negeri dan perdesaan. Ilmu pengobatan yang ia punya, ia gunakan untuk mencari nafkah dan monolong orang. Suatu hari Andung sedang memasuki negeri yang bernama Basiang. Tetapi di negeri Basiang sedang terkena wabah penyakit kulit. Andung pun mencoba mengobati penyakit salah seorang yang terkena penyakit kulit tersebut, ternyata setelah beberapa hari, orang itu sembuh. Kejadian itu membuat orang – orang di sekitar sana berbondong – bondong mencari Andung. Hingga Berita perihal kepandaian Andung dalam mengobati pun menyebar ke seluruh negeri dan sampai ke telinga Raja. Lalu mengundang Andung untuk mengobati putri Istana. Ketika sampai di Istana, Andung sangat takjub melihat keindahan bangunan istana. Ia berjalan sambil mengamati setiap sudut istana, ukiran dan taman yang sangat indah ada disana. Sesampainya di ruangan Raja Andung di sambut dengan baik, Raja berharap sangat banyak terhadap Andung, dia sangat berharap putrinya dapat segera sembuh. Setelah berbincang – bincang cukup lama Adung di perintahkan menemui putri. Sesampainya di ruangan Sang Putri, Andung pun dipersilakan masuk ke kamar Putri. Putri tergolek kaku di atas tempat tidurnya, wajah pucat dan tidak berdaya di lihatnya dari ekspresi wajahnya. Sesaat kemudian, Andung pun mengeluarkan seluruh kemampuannya tetapi tiada hasil. Perasaan panik mulai tampak dari muka Andung. Setelah beberapa hari berusaha mengobati Sang Putri, Andung mulai merasa lega karena keadaan putri mulai membaik. Seluruh penghuni istana juga ikut bahagia melihat mendengar berita tentang Sang Putri. Paduka Raja sangat berterima kasih atas perbuatan baik yang dilakukan Andung. Karena rasa terima kasihnya, Raja menikahkan putri dengan Andung. Pernikahan berlangsung dengan meriah dan bahagia, tawa dan canda di sana. Setelah hari berganti hari, Istri Andung pun hamil. Dan Sang Putri mengidam buah kasturi yang hanya tumbuh di Pulau Kalimantan. Karena cintanya kepada sang Putri begitu besar, Andung pun mengajak beberapa hulubalang dan prajurit untuk ikut bersamanya mencari buah kasturi ke Pulau Kalimantan. Setibanya di Pulau Kalimantan, Andung berangkat ke daerah Loksado untuk mencari sebatang pohon kasturi yang dikabarkan sedang berbuah di sana. Tetapi betapa terkejutnya Andung, karena pohon kasturi itu berada tepat di depan rumahnya. Andung segera mengambil buah itu dan mengajak hulubalangnya segera kembali, karena Ia tidak ingin bertemu umanya. Ketika Andung menoleh Ia tersentak karena dia bertemu umanya. Seketika itu juga Andung berkata dan membentak kepada umanya “Hai nenek tua! Aku adalah raja keturunan bangsawan, pergilah dari sini jangan menggangu perjalanan kami” Asal Usul Gunung Bangkai Hancur luluh hati sang Uma dibentak dan dicaci maki, karena ia tahu pemuda tadi adalah anak kandungnya. Kalung yang dikenakannya, juga merupakan salah satu buktinya. Nenek tua itu berdoa kepada Tuhan, jika seandainya benar Dia adalah anakku, hukumlah dia. Tak lama setelah itu, Langit menjadi gelap gulita. Angin bertiup keras, suasana di sana berubah menjadi seram. Tiba-tiba kilat menyambar dan seketika itu juga Andung berubah menjadi batu berbentuk bangkai manusia. Andung tidak sempat lagi menyesali perbuatannya kepada umanya. Di dearah sana terdapat Gunung batu yang mirip bangkai manusia Penduduk di sekitar tempat kejadian tersebut, menamai gunung tempat peristiwa itu terjadi dengan sebutan Gunung Batu Bangkai. Gunung Batu Bangkai ini dapat dijumpai di Kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Zaman dahulu di Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, hiduplah seorang janda tua bersama seorang anak lakinya yang bernama Andung Kuswara. Ia adalah seorang anak yang baik dan pandai mengobati orang sakit.  Mereka hidup rukun dan saling menyayangi.  Setiap hari mereka bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. Andung Kuswara biasanya mencari kayu bakar dan bambu ke hutan untuk dibuat lanting yang kemudian dijual kepada penduduk sekitar, sedangkan ibunya mencari buah-buahan dan dedaunan untuk disayur. 

Suatu hari, Andung pergi ke hutan sendirian. Dalam perjalanan pulang mencari kayu bakar tersebut, ia mendengar jeritan seseorang minta tolong.  Ternyata didapatinya seorang kakek yang kakinya terjepit pohon.  Andung segera menolong si kakek dan mengobati lukanya.  Orang tua itu berterima kasih dan memberikan sebuah benda sebagai tanda terima kasih.  Benda tersebut adalah sebuah kalung.  

Sesampainya di rumah, Andung bercerita kepada ibunya tentang kejadian yang baru saja dialaminya, kemudian ia menyerahkan kalung tersebuat kepada ibunya agar disimpan. 

Pada suatu hari, Andung termenung mkerenungi kehidupannya yang serba kekurangan. Setelah dipikir masak-masak, akhirnya ia memberanikan diri untuk mengutarakan keinginannya tersebut kepada ibunya. Dengan berat hati, ibunya mengizinkan Andung merantau.  

Setelah mendapat restu dari ibunya, Andung segera menyiapkan bekal dan persiapan untuk di perjalanan. Tidak lupa ibunya memberikan kalung yang diberikan oleh bapak tua kepada Andung. Andung berjanji bahwa ia akan segera kembali setalah berhasil di perantauan. 

Sudah berbulan-bulan Andung meninggalkan umanya. Banyak desa yang sudah ia lewati. Ia juga selalu mengobati orang sakit yang ia temui di sepanjang perjalanan.

Pada suatu hari yang terik, Andung memasuki wilayah kekuasaan Kerajaan Basiang dan bertemu dengan seorang petani yang penuh dengan bisul.  Karena kasihan, Andung berusaha untuk mengobati petani tersebut.  Penyakit yang diderita petani itu pun berangsur-angsur hilang. Andung kemudian tinggal bersama keluarga petani tersebut dan seringkali mengobati penduduk sekitar yang memiliki penyakit. Kabar tentang kemampuan Andung dalam pengobatan menyebar hingga ke seluruh pelosok negeri.  

Sementara itu di kerajaan Basiang, sang raja sedang bermuram durja.  Sudah 2 minggu putrinya tergolek tak berdaya.  Wajahnya pucat pasi dan tergolek tak berdaya.  

Berita kepandaian Andung terdengar juga hingga ke kerajaan Basiang. Andung kemudian diundang ke istana untuk mengobati sang putri. Beragam upaya sudah dilakukannya, tetapi tidak berhasil. 

Di dalam keputusasaannya, Hati Andung tergerak untuk menggunakan hadiah kalung yang pernah diberikan oleh bapak tua di hutan. Kalung tersebut direndam dalam sebuah mangkuk dan air rendaman tersebut di percikkan ke mulut sang putri.  Tak berapa lama, sang putri pun terbangun.  Matanya terbuka dan perlahan wajahnya segar kembali.  Ia pun dapat duduk di pembaringan. Atas jasanya, Andung kemudian dinikahkan dengan sang putri.  Andung hidup mewah dan bahagia di kerajaan Basiang.

Beberapa bulan kemudian, sang putri hamil. Ia ingin makan buah kasturi, padahal guah itu hanya tumbuh di Pulau Kalimantan.  Karena cintanya, Andung pun berburu buah kasturi hingga ke Pulau Kalimantan. Sesampainya di kawasan Loksado, Andung teringat bahwa di depan rumahnya ada pohon kasturi yang biasanya berbuah lebat. Tetapi ketika hendak mendekati pohon itu, ibunya datang menghampirinya.  Betapa malu Andung melihat ibunya yang sudah tua dan miskin.  Ia tidak mau mengakui ibunya dan mengajak hulu balang agar segera meninggalkan tempat itu.

Sedihlah hati ibu Andung, dan ketika sang ibu berdoa kepada Tuhan meminta keadilan. Tiba-tiba petir dan halilintar sambar menyambar membelah bumi. Andung segera menyadari kesalahannya, namun semua sudah terlambat. Tiba-tiba Andung menjadi sebuah batu berbentuk bangkai manusia.  

Karena kemiripan tersebut, maka penduduk sekitar gunung itu menamainya dengan sebutan Gunung Batu Bangkai. Gunung Batu Bangkai dapat di jumpai di Kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.


Sumber:
https://www.facebook.com/notes/dongeng-dan-cerita-rakyat/legenda-gunung-batu-bangkai/293851197292717
Buku Legenda Gunung Batu Bangkai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar