![]() |
Legenda agunung Batu Bangkai |
eginilah Asal Usul
Gunung Batu Bangkai, Konon di zaman dahulu, di suatu tempat, di provinsi
Kalimantan Selatan, hiduplah seorang anak bernama Andung Kuswara
bersama sama dengan janda tua. Andung Kuswara pintar dalam bidang
pengobatan, Ilmu pengobatan yang ia peroleh tersebut berasal dari
abahnya, tetapi abahnya sudah lama meninggal. Suatu hari, Andung pergi
ke hutan seorang diri, untuk mencari bahan – bahan pengobatan yang ia
perlukan. Tetapi Di tengah perjalanan, ia melihat seorang kakek yang
terluka karena terjepit pohon. Andung menolongnya dan memberikan
pengobatan kepada kakek tersebut, sebagai ucapan terima kasih kakek itu
memberikan kalung kepada Andu. Andu menerimanya dengan senang hati. Hari
demi hari pun berlalu dan kehidupan terus berjalan. Di tengah hari yang
terik, Andung merenung dan berfikir untuk mencari kehidupan yang lebih
baik, ia tidak ingin diam saja hidup miskin begini terus. Terlintas di
benaknya untuk pergi merantau. Karena keinginannya yang sudah kuat itu,
akhirnya ia meminta ijin kepada umanya untuk pergi merantau. Umanya
tidak menahannya, karena melihat keinginan Undang yang begitu besar.
Bebarapa waktu kemudian pergilah Andung dan tinggallah Uma Andung
sendirian di tengah hutan belantara. Berbulan-bulan sudah Andung
meninggalkan umanya. Andung berjalan melewati banyak negeri dan
perdesaan. Ilmu pengobatan yang ia punya, ia gunakan untuk mencari
nafkah dan monolong orang. Suatu hari Andung sedang memasuki negeri yang
bernama Basiang. Tetapi di negeri Basiang sedang terkena wabah penyakit
kulit. Andung pun mencoba mengobati penyakit salah seorang yang terkena
penyakit kulit tersebut, ternyata setelah beberapa hari, orang itu
sembuh. Kejadian itu membuat orang – orang di sekitar sana berbondong –
bondong mencari Andung. Hingga Berita perihal kepandaian Andung dalam
mengobati pun menyebar ke seluruh negeri dan sampai ke telinga Raja.
Lalu mengundang Andung untuk mengobati putri Istana. Ketika sampai di
Istana, Andung sangat takjub melihat keindahan bangunan istana. Ia
berjalan sambil mengamati setiap sudut istana, ukiran dan taman yang
sangat indah ada disana. Sesampainya di ruangan Raja Andung di sambut
dengan baik, Raja berharap sangat banyak terhadap Andung, dia sangat
berharap putrinya dapat segera sembuh. Setelah berbincang – bincang
cukup lama Adung di perintahkan menemui putri. Sesampainya di ruangan
Sang Putri, Andung pun dipersilakan masuk ke kamar Putri. Putri tergolek
kaku di atas tempat tidurnya, wajah pucat dan tidak berdaya di lihatnya
dari ekspresi wajahnya. Sesaat kemudian, Andung pun mengeluarkan
seluruh kemampuannya tetapi tiada hasil. Perasaan panik mulai tampak
dari muka Andung. Setelah beberapa hari berusaha mengobati Sang Putri,
Andung mulai merasa lega karena keadaan putri mulai membaik. Seluruh
penghuni istana juga ikut bahagia melihat mendengar berita tentang Sang
Putri. Paduka Raja sangat berterima kasih atas perbuatan baik yang
dilakukan Andung. Karena rasa terima kasihnya, Raja menikahkan putri
dengan Andung. Pernikahan berlangsung dengan meriah dan bahagia, tawa
dan canda di sana. Setelah hari berganti hari, Istri Andung pun hamil.
Dan Sang Putri mengidam buah kasturi yang hanya tumbuh di Pulau
Kalimantan. Karena cintanya kepada sang Putri begitu besar, Andung pun
mengajak beberapa hulubalang dan prajurit untuk ikut bersamanya mencari
buah kasturi ke Pulau Kalimantan. Setibanya di Pulau Kalimantan, Andung
berangkat ke daerah Loksado untuk mencari sebatang pohon kasturi yang
dikabarkan sedang berbuah di sana. Tetapi betapa terkejutnya Andung,
karena pohon kasturi itu berada tepat di depan rumahnya. Andung segera
mengambil buah itu dan mengajak hulubalangnya segera kembali, karena Ia
tidak ingin bertemu umanya. Ketika Andung menoleh Ia tersentak karena
dia bertemu umanya. Seketika itu juga Andung berkata dan membentak
kepada umanya “Hai nenek tua! Aku adalah raja keturunan bangsawan,
pergilah dari sini jangan menggangu perjalanan kami” Asal Usul Gunung
Bangkai Hancur luluh hati sang Uma dibentak dan dicaci maki, karena ia
tahu pemuda tadi adalah anak kandungnya. Kalung yang dikenakannya, juga
merupakan salah satu buktinya. Nenek tua itu berdoa kepada Tuhan, jika
seandainya benar Dia adalah anakku, hukumlah dia. Tak lama setelah itu,
Langit menjadi gelap gulita. Angin bertiup keras, suasana di sana
berubah menjadi seram. Tiba-tiba kilat menyambar dan seketika itu juga
Andung berubah menjadi batu berbentuk bangkai manusia. Andung tidak
sempat lagi menyesali perbuatannya kepada umanya. Di dearah sana
terdapat Gunung batu yang mirip bangkai manusia Penduduk di sekitar
tempat kejadian tersebut, menamai gunung tempat peristiwa itu terjadi
dengan sebutan Gunung Batu Bangkai. Gunung Batu Bangkai ini dapat
dijumpai di Kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Di dearah sana terdapat
Gunung batu yang mirip bangkai manusia Penduduk di sekitar tempat
kejadian tersebut, menamai gunung tempat peristiwa itu terjadi dengan
sebutan Gunung Batu Bangkai. Gunung Batu Bangkai ini dapat dijumpai di
Kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Copy and WIN
: http://ow.ly/KNICZ Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Beginilah Asal Usul
Gunung Batu Bangkai, Konon di zaman dahulu, di suatu tempat, di provinsi
Kalimantan Selatan, hiduplah seorang anak bernama Andung Kuswara
bersama sama dengan janda tua. Andung Kuswara pintar dalam bidang
pengobatan, Ilmu pengobatan yang ia peroleh tersebut berasal dari
abahnya, tetapi abahnya sudah lama meninggal. Suatu hari, Andung pergi
ke hutan seorang diri, untuk mencari bahan – bahan pengobatan yang ia
perlukan. Tetapi Di tengah perjalanan, ia melihat seorang kakek yang
terluka karena terjepit pohon. Andung menolongnya dan memberikan
pengobatan kepada kakek tersebut, sebagai ucapan terima kasih kakek itu
memberikan kalung kepada Andu. Andu menerimanya dengan senang hati. Hari
demi hari pun berlalu dan kehidupan terus berjalan. Di tengah hari yang
terik, Andung merenung dan berfikir untuk mencari kehidupan yang lebih
baik, ia tidak ingin diam saja hidup miskin begini terus. Terlintas di
benaknya untuk pergi merantau. Karena keinginannya yang sudah kuat itu,
akhirnya ia meminta ijin kepada umanya untuk pergi merantau. Umanya
tidak menahannya, karena melihat keinginan Undang yang begitu besar.
Bebarapa waktu kemudian pergilah Andung dan tinggallah Uma Andung
sendirian di tengah hutan belantara. Berbulan-bulan sudah Andung
meninggalkan umanya. Andung berjalan melewati banyak negeri dan
perdesaan. Ilmu pengobatan yang ia punya, ia gunakan untuk mencari
nafkah dan monolong orang. Suatu hari Andung sedang memasuki negeri yang
bernama Basiang. Tetapi di negeri Basiang sedang terkena wabah penyakit
kulit. Andung pun mencoba mengobati penyakit salah seorang yang terkena
penyakit kulit tersebut, ternyata setelah beberapa hari, orang itu
sembuh. Kejadian itu membuat orang – orang di sekitar sana berbondong –
bondong mencari Andung. Hingga Berita perihal kepandaian Andung dalam
mengobati pun menyebar ke seluruh negeri dan sampai ke telinga Raja.
Lalu mengundang Andung untuk mengobati putri Istana. Ketika sampai di
Istana, Andung sangat takjub melihat keindahan bangunan istana. Ia
berjalan sambil mengamati setiap sudut istana, ukiran dan taman yang
sangat indah ada disana. Sesampainya di ruangan Raja Andung di sambut
dengan baik, Raja berharap sangat banyak terhadap Andung, dia sangat
berharap putrinya dapat segera sembuh. Setelah berbincang – bincang
cukup lama Adung di perintahkan menemui putri. Sesampainya di ruangan
Sang Putri, Andung pun dipersilakan masuk ke kamar Putri. Putri tergolek
kaku di atas tempat tidurnya, wajah pucat dan tidak berdaya di lihatnya
dari ekspresi wajahnya. Sesaat kemudian, Andung pun mengeluarkan
seluruh kemampuannya tetapi tiada hasil. Perasaan panik mulai tampak
dari muka Andung. Setelah beberapa hari berusaha mengobati Sang Putri,
Andung mulai merasa lega karena keadaan putri mulai membaik. Seluruh
penghuni istana juga ikut bahagia melihat mendengar berita tentang Sang
Putri. Paduka Raja sangat berterima kasih atas perbuatan baik yang
dilakukan Andung. Karena rasa terima kasihnya, Raja menikahkan putri
dengan Andung. Pernikahan berlangsung dengan meriah dan bahagia, tawa
dan canda di sana. Setelah hari berganti hari, Istri Andung pun hamil.
Dan Sang Putri mengidam buah kasturi yang hanya tumbuh di Pulau
Kalimantan. Karena cintanya kepada sang Putri begitu besar, Andung pun
mengajak beberapa hulubalang dan prajurit untuk ikut bersamanya mencari
buah kasturi ke Pulau Kalimantan. Setibanya di Pulau Kalimantan, Andung
berangkat ke daerah Loksado untuk mencari sebatang pohon kasturi yang
dikabarkan sedang berbuah di sana. Tetapi betapa terkejutnya Andung,
karena pohon kasturi itu berada tepat di depan rumahnya. Andung segera
mengambil buah itu dan mengajak hulubalangnya segera kembali, karena Ia
tidak ingin bertemu umanya. Ketika Andung menoleh Ia tersentak karena
dia bertemu umanya. Seketika itu juga Andung berkata dan membentak
kepada umanya “Hai nenek tua! Aku adalah raja keturunan bangsawan,
pergilah dari sini jangan menggangu perjalanan kami” Asal Usul Gunung
Bangkai Hancur luluh hati sang Uma dibentak dan dicaci maki, karena ia
tahu pemuda tadi adalah anak kandungnya. Kalung yang dikenakannya, juga
merupakan salah satu buktinya. Nenek tua itu berdoa kepada Tuhan, jika
seandainya benar Dia adalah anakku, hukumlah dia. Tak lama setelah itu,
Langit menjadi gelap gulita. Angin bertiup keras, suasana di sana
berubah menjadi seram. Tiba-tiba kilat menyambar dan seketika itu juga
Andung berubah menjadi batu berbentuk bangkai manusia. Andung tidak
sempat lagi menyesali perbuatannya kepada umanya. Di dearah sana
terdapat Gunung batu yang mirip bangkai manusia Penduduk di sekitar
tempat kejadian tersebut, menamai gunung tempat peristiwa itu terjadi
dengan sebutan Gunung Batu Bangkai. Gunung Batu Bangkai ini dapat
dijumpai di Kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Zaman dahulu di Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, hiduplah seorang
janda tua bersama seorang anak lakinya yang bernama Andung Kuswara. Ia adalah seorang anak yang baik dan pandai mengobati orang sakit.
Mereka
hidup rukun dan saling menyayangi. Setiap hari mereka bekerja keras
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. Andung Kuswara biasanya mencari kayu bakar dan bambu ke hutan untuk dibuat lanting yang kemudian dijual kepada penduduk sekitar, sedangkan ibunya mencari buah-buahan dan dedaunan untuk disayur.
Suatu hari, Andung pergi ke hutan sendirian. Dalam
perjalanan pulang mencari kayu bakar tersebut, ia mendengar jeritan seseorang minta tolong.
Ternyata didapatinya seorang kakek yang kakinya terjepit pohon.
Andung segera menolong si kakek dan mengobati lukanya. Orang tua itu
berterima kasih dan memberikan sebuah benda sebagai tanda terima kasih.
Benda tersebut adalah sebuah kalung.
Sesampainya di rumah, Andung
bercerita kepada ibunya tentang kejadian yang baru saja dialaminya, kemudian ia menyerahkan kalung tersebuat kepada ibunya agar disimpan.
Pada suatu hari, Andung termenung mkerenungi kehidupannya yang serba kekurangan. Setelah dipikir masak-masak, akhirnya ia memberanikan diri untuk mengutarakan keinginannya tersebut kepada ibunya. Dengan berat hati, ibunya mengizinkan Andung
merantau.
Setelah mendapat restu dari ibunya, Andung segera menyiapkan bekal dan persiapan untuk di perjalanan. Tidak lupa ibunya memberikan kalung yang diberikan oleh bapak
tua kepada Andung. Andung berjanji bahwa ia akan segera kembali setalah berhasil di perantauan.
Sudah berbulan-bulan Andung meninggalkan umanya. Banyak desa yang sudah ia lewati. Ia juga selalu mengobati orang sakit yang ia temui di sepanjang perjalanan.
Pada suatu hari yang terik, Andung memasuki wilayah kekuasaan Kerajaan Basiang dan bertemu dengan seorang petani yang
penuh dengan bisul. Karena kasihan, Andung berusaha untuk mengobati
petani tersebut. Penyakit yang diderita petani itu pun berangsur-angsur hilang. Andung kemudian tinggal bersama keluarga petani tersebut dan seringkali mengobati penduduk sekitar yang memiliki penyakit. Kabar tentang
kemampuan Andung dalam pengobatan menyebar hingga ke seluruh pelosok negeri.
Sementara
itu di kerajaan Basiang, sang raja sedang bermuram durja. Sudah 2
minggu putrinya tergolek tak berdaya. Wajahnya pucat pasi dan tergolek
tak berdaya.
Berita kepandaian Andung terdengar juga hingga ke kerajaan
Basiang. Andung kemudian diundang ke istana untuk mengobati sang putri. Beragam
upaya sudah dilakukannya, tetapi tidak berhasil.
Di dalam keputusasaannya, Hati Andung tergerak untuk
menggunakan hadiah kalung yang pernah diberikan oleh bapak tua di
hutan. Kalung tersebut direndam dalam sebuah mangkuk dan air rendaman
tersebut di percikkan ke mulut sang putri. Tak berapa lama, sang putri
pun terbangun. Matanya terbuka dan perlahan wajahnya segar kembali. Ia pun
dapat duduk di pembaringan. Atas jasanya, Andung kemudian dinikahkan dengan sang
putri. Andung hidup mewah dan bahagia di kerajaan Basiang.
Beberapa bulan kemudian, sang putri hamil. Ia ingin makan buah kasturi, padahal guah itu hanya tumbuh di Pulau
Kalimantan. Karena cintanya, Andung pun berburu buah kasturi hingga ke
Pulau Kalimantan. Sesampainya di kawasan Loksado, Andung teringat bahwa di depan rumahnya ada pohon kasturi yang biasanya berbuah lebat. Tetapi ketika hendak mendekati pohon itu, ibunya datang menghampirinya. Betapa malu Andung melihat ibunya yang sudah tua dan
miskin. Ia tidak mau mengakui ibunya dan mengajak hulu balang agar segera meninggalkan tempat itu.
Sedihlah hati ibu Andung,
dan ketika sang ibu berdoa kepada Tuhan meminta keadilan. Tiba-tiba petir dan
halilintar sambar menyambar membelah bumi. Andung segera menyadari
kesalahannya, namun semua sudah terlambat. Tiba-tiba Andung menjadi
sebuah batu berbentuk bangkai manusia.
Karena kemiripan tersebut, maka
penduduk sekitar gunung itu menamainya dengan sebutan Gunung Batu
Bangkai. Gunung Batu Bangkai dapat di jumpai di Kecamatan Loksado, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.
Sumber:
https://www.facebook.com/notes/dongeng-dan-cerita-rakyat/legenda-gunung-batu-bangkai/293851197292717
Buku Legenda Gunung Batu Bangkai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar